Selamat Datang di Blog Wisata Sangihe bersama saya Stevenly Takapaha, Ayo ke Sangihe Negeri yang penuh dengan Pesona Mari Jaga dan Nikmati Keindahan Alam Sangihe, Lestarikan Kekayaan Budayanya juga nikmat Kulinernya

Pulau Lipang


Pulau Lipang
Pulau Lipaeng (Kampung Lipaeng) terdiri dari 3 Lindongan yang pemukiman masing – masing lindongan berada di pinggiran pantai. Pulau Lipaeng memiliki topografi pantai, dataran sampai perbukitan dengan vegetasi tanaman Kelapa dan tanaman pulau lainnya.
Dermaga Pelabuhan Lipang Photo by Syarta
Letak Pulau Lipaeng berada pada jalur pelayanan Tahuna  - Marore, Jika kita akan mengadakan perjalanan dari Pelabuhan Tahuna  berlayar  menuju Pulau Marore , maka pulau yang akan disinggahi awal oleh Kapal  Motor jenis perintis  KM. Sabuk Nusantara 38 adalah Pulau Lipaeng.
Alat Transportasi angkutan barang dan penumpang yang melayani masyarakat pulau Lipaeng adalah Kapal Motor milik Pelni (Perintis) dan Perahu jenis Pumboat yang berfungsi juga sebagai sarana untuk menangkap ikan.
Pantai Sororai Pulau Lipang Photo by Syarta
Sebagian besar (99 %) masyarakat  Pulau Lipaeng memiliki pekerjaan sebagai nelayan, yang hasil tangkapannya diutamakan untuk konsumsi rumah tangga dan   untuk dijual ke Kota Tahuna. Luas  Pulau Lipang adalah 0,30 Km2,  dengan jumlah penduduk  344 jiwa  ( 109 KK)
Pantai Lantehe Pulau Lipang Photo by Syarta

Pulau Kawaluso

Pulau Kawaluso Photo by Stevenly Takapaha
Pulau Kawaluso adalah salah satu pulau di Kabupaten kepulauan Sangihe. Letak  Pulau Kawaluso berada diantara Pulau Lipang  dan Pulau Kemboleng.  Pulau Kawaluso  memiliki potensi perikanan tangkap. Pemukiman Penduduk di Pulau Kawaluso berada di pinggiran pantai sampai ke perbukitan pulau dengan ketinggian pulau 200 Mtr dpl., dan yang paling besar bermukim di ketinggian (perbukitan pulau) guna menghindari ancaman gelombang pasang.. Untuk menghubungkan pemukiman -  pemukiman penduduk, telah dibangun  jalan  setapak. Kampung Kawaluso  terbagi pada 4 lindongan Guna  menunjang kegiatan perekonomian dan memberikan akses dari keterbatasan dan membuka hubungan dengan pulau – pulau yang lain di kawasan perbatasan, maka di Pulau Kawaluso saat ini telah memiliki fasilitas pelabuhan laut.   Luas Wilayah Darat Pulau Kawaluso adalah  1,22 km2  .  Keadaan pantai  sebagian  berpasir hitam dan sebagian lagi  tebing  bebatuan dan  karang.. Vegetasi yang terdapat di Pulau Kawaluso  adalah  tanaman  Kelapa, Sagu, Umbi – umbian, jeruk ikan dan  tanaman pangan yang ditanaman sangat terbatas karena keadaan tanah yang mengandung karang dan bebatuan. Jumlah Penduduk Pulau / Kampung  Kawaluso adalah 600 Jiwa dengan penduduk Laki – laki 310 Jiwa dan Jumlah penduduk  perempuan adalah 290 Jiwa. Jumlah Penduduk Prasejaktra 85 KK, Jumlah Penduduk Keluarga Sejaktra I 25 KK, Jumlah Penduduk Keluarga Sejaktra II 66 KK, Jumlah Penduduk Keluarga Sejaktra III    16 KK. Berdasarkan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil 7 Orang, TNI / POLRI, Petani 58 Orang, Nelayan 117 Orang, Swasta 1 Orang, Tidak Memiliki  pekerjaan 3 Orang. Berdasarkan agama Pemeluk Agama Kristen 520 Jiwa  dengan  4 buah Gereja dan Pemeluk Agama Islam 74 Jiwa  dengan  1 buah Mesjid. Untuk keadaan rumah penduduk Permanen 12 Rumah, Semi Permanen 96 Rumah Gubuk 12 Rumah, Non Permanen 18 Rumah Pulau Kawaluso  belum memiliki jalan propensi. Jalan  Kabupaten. Yang tersedia sepanjang  1,2 Km. Sedangkan panjang jalan setapak adalah 1,0 Km.  Dermaga yang dimiliki saat ini memiliki panjang 80 Mtr. Jalan yang tersedia adalah jalan setapak. Dan  jalan.. Sarana Air Bersih  berasal dari Sumber mata air  dan air hujan yang ditampung pada bak – bak penampungan air hujan. Pulau Kawaluso juga memiliki  1 buah Monumen NKRI dan 1 buah Menara Mercusuar. Unuk melayani kesehatan di Pulau Kawaluso hanya ditangani oleh 1 Orang Bidan melaluli Puskesmas Pembantu Kampung kawaluso..  Penyakit yang umum diderita adalah Demam dan Maag. Sarana Sekolah Dasar ( SD)  1 Buah dengan jumlah murid 74 Murid. Jumlah tenaga Guru SD sebanyak  6 Guru, Rumah dinas guru yang tersedia 2 Unit  (1 Unit dalam keadaan rusak) Penduduk Pulau Kawaluso  dalam menggeluti bidang pertanian/ perkebunan yang hanya dilakukan pada saat cuaca laut lagi bergelombang dan pekerjaan ini merupakan pekerjaan bukan tetap sehingga pengelolaannya tidak optimal. Tanaman yang banyak ditanan adalah Kelapa, Cengke dan Pala, ubi kayu, ubi jalar  dan tanaman kebutuhan sehari – hari lainnya. Sebagian besar penduduk  , menggantungkan kehidupannya sebagai nelayan tangkap, sehingga alat tangkap yang umumnya dimiliki adalah Long Line dan pancing, dengan menggunakan sarana perahu Pelang dan Perahu Pumboat yang berjumlah 42 Buah. Jenis ikan yang paling dominan ditangkap adalah jenis ikan batu.. Hasil tangkapan biasanya langsung dijual kepasar atau kepada nelayan  yang berasal dari negara tetangga Pilipina yang memiliki modal yang besar dan  teknologi pengolahan hasil yang jauh memadai atau langsung dijual ke Pilipina. Hal ini dilakukan karena tidak tersedia Pabrik Es yang memiliki ketergantungan pada Aliran listrik yang juga tidak tersedia, sehingga sebagian besar nelayan hanya beraktifitas untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Yang menjadi permasalahan dalan kegiatan perikanan, pertanian dan perkebunan  adalah tidak ada bimbingan dari tenaga penyuluh Alat transportasi yang umum digunakan sebagai alat  angkutan  masyarakat adalah perahu Pumboat yang memiliki 1 atau 2 mesin yang hanya bisa mengangkut sebanyak 4-5 Orang, perahu Pamo dengan mesin gantung 40 pk  dan Perahu Fuso  yang menggunakan mesin truk jenis fuso. Untuk Transportasi ke Ibukota Kabupaten terdapat Kapal Motor Perintis yang melayani angkutan Penumpang dan Barang yang menghubungkan pulau – pulau di Kec. Kepl. Marore. Jarak Pulau Kawaluso dengan Ibukota Kecamatan Kendahe adalah  141 Mil ( dengan perjalanan Pumboat selama  4 Jam). Sedangkan jarak  ke Ibukota Kabupaten adalah  145 Mil (dengan perjalanan Pumboat selama 5 jam). Pulau – pulau yang disinggahi oleh Kapal Perintis adalah P. Kawio, Pulau Matutuang dan P. Marore.   Di Pulau Matutuang dan Pulau Kawio Kapal Perintis tidak berlabuh karena belum tersedia dermaga sehingga unuk menaikan dan menurunkan penumpang dan barang harus menggunakan tambangan. Di Pulau Kawaluso telah  tersedia Pos Keamanan dari TNI AD, namun  belum memiliki personil. Untuk penanganan Kamtibmas masih ditangani melalui POLSEK Kendahe  serta KORAMIL Kendahe. Jumlah pelintas batas di Pulau Kawaluso perbulan sebanyak 5 Orang dan yang paling ramai terjadinya arus pelintas batas adalah pada bulan Nopember dan Desember. 

Isu utama yang ada di Pulau Kawaluso adalah :
  • Andai – andai menyusupnya  tentara Moro dari Pilipina selatan
  • Cukup banyak rumah tangga miskin dan
  • Rusaknya terumbu karang serta abrasi pantai.
Potensi untuk pengembangan 
  • Pengembangan perikanan tangkap dan budidaya
  • Pengembangan Tanaman Kelapa
  • Pemberdayaan Penduduk Pulau Kecil
  • Konservasi  Laut
Sarana yang dapat dibangun
  • Pabrik es dan Sarana Penampungan hasil tangkapan serta jaringan listrik.
  • Tanda Batas laut antar negara dan tanda disetiap pulau kecil

Pulau Inise

Pulau Inise Photo by  Opi Kansil
Pulau Inise lataknya berdekatan dengan Pulau Balontohe, model Pulaunya hampir menyerupai Pulau Balontohe.  Daerah sekitar Pulau Inise ini juga dijadikan sebagai lokasi penangkapan ikan yang sangat potensial karena banyak menyimpan ikan (gudangnya ikan laut). terdapat juga vegetasi  tumbuhan batu / karang. Sekitar pulau ini sudah mulai  terjadi pengikisan karena sebagian pulau ini merupakan tanah liat/ tras.  Inise  memiliki pengertian sampai disini. Ini dimaksudkan karena gugusan pualu pulau di sebelah timur Kec. Nusa Tabukan Membentuk satu garis pulau  mulai dari P.  Salehe,           P. Buang, P. Masetang, P. Maselung, P. Meliha, P. Makoahe, P. Balontohe dan P. Inise yang paling terakhir. Di antara Pulau – Pulau ini terdapat beberapa napo yang memiliki potensi sebagai lokasinya penangkapan  ikan yang memiliki kualitas dan harga jual yang tinggi.





Pulau Balontohe

Pulau balontohe
Pulau Balontohe

Pulau  Balontohe  teretak di Kecamatan Nusa Tabukan, ibarat Batu yang tersembul kepermukaan laut menjulang  seolah – olah akan membela cakrawala, namun dibawah kaki pulau batu ini terbentuk seperti  Batu dasar dalam ukuran yang sangat besar.  Pada Pulau batu  yang menyembul ini terdapat vegetasi   pohon batu /karang. Dilokasi ini memiliki potensi penangkapan ikan yang sangat besar.  

Pulau balontohe
Pulau Balontohe Photo By Dony Pudihang

Pulau Balontohe ini banyak dikunjungi oleh  nelayan yang tidak terbatas pada nelayan  Nusa Tabukan    akan tetapi banyak juga nelayan dari Kecamatan Tabukan Selatan, Tabukan Tengah, Tabukan Utara dan Kendahe bahkan  dari Tahuna, Manganitu serta Tatoareng banyak yang datang menangkap ikan di  Gugusan Pulau Balontohe dan sekitarnya



Posisi Pulau Balontohe Mark By Opi Kansil

Pulau Makoahe



Makoahe menupakan nama yang diberikan oleh masyarakat local/ nelayan dengan arti tempat singgah nelayan. Pulau makoahe terdiri dari beberapa  batu / karang dalam ukuran yang besar yang menyembul kelaut, jika air surut terendah maka akan sangat kelihatan dan terbentuk batu – batu dalam ukuran yang besar, namun jika air pasang hanya beberapa buah saja batu yang nampak. 
Pada Pulau Batu/karang yang agak lebih besar terdapat vegetasi rumput yang kemungkinan besar dilokasi yang memiliki vegatasi rumput ini yang digunakan nelayan untuk singgah menikmati indahnya pulau ataupun melepaskan kepenatan (lelah) bahkan  kemungkinan menikmati hasil tanggapan

Pulau Meliha



Meliha memiliki pengertian cepat pulang, menurut masyarakat nelayan bahwa setiap nelayan yang ingin mencari ikan di pulau ini pasti akan cepat pulang, ini disebabkan karena keadaan sekitar pulau meliha ini yang bergelombang terus karena banyak dikelilingi napo dan menurut nelayan dilokasi ini banyak terdapat ikan karang / batu yang banyak.  Namun cepat pulang dalam arti bahwa setiap nelayan yang  mencari ikan di pulau ini pulang dengan membawa hasil tangkapannya. (pulang cepat dengan membawa hasil).
Kemungkinan besar tidak ada orang yang bisa menginjakkan kaki di pulau meliha ini. Pulau Meliha tidak memiliki vegatasi karena hanya terdiri dari gundukan batu dan batu karang.